OTOMASI DUNIA PERPUSTAKAAN DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Abstrak
Perpustakaan
sebagai pilar utama dalam melestarikan dan menyediakan informasi dan ilmu
pengetahuan perlu didukung media teknologi informasi. Teknologi informasi ini
digunakan untuk keperluan otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan ini
merupakan sebagai wujud dari peran teknologi informasi. Dan dengan adanya
otomasi perpustakaan ini diharapkan akan mempermudah aktivitas di perpustakaan.
Kata kunci: perpustakaan, otomasi
perpustakaan, teknologi informasi
A.
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan berbagai
informasi. Namun seiring dengan perkembangan zaman, perpustakaan bukan hanya
sebagai pusat sumber informasi, melainkan juga untuk penelitian, rekreasi, dan
pelestarian budaya bangsa. Oleh karena itu, perpustakaan banyak berperan bagi
kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan penggunanya perpustakaan harus
menyediakan pelayanan berbagai informasi dan berusaha mengembangkan perpustakaan
tersebut serta mempertemukan antara pengguna dengan informasi yang dibutuhkan.
Maka dari itu, perpustakaan diharapkan mampu mengikuti tuntutan dan
perkembangan dunia teknologi informasi yang ada, serta mengfungsikan sebagai
penyaji informasi yang handal.
Namun
dengan semakin canggihnya dunia teknologi informasi belum tentu semua
perpustakaan mampu untuk memenuhi tuntutan zaman tersebut. Bahkan banyak
perpustakaan konvensional yang dari segi fungsi, peran, dan usaha perpustakaan
hingga kini tampaknya belum teraih dan terpenuhi sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan masih saja ada keluhan para pengguna perpustakaan yang
masih kecewa karena pelayanan yang tidak memuaskan lantaran informasi yang
dibutuhkan tidak tersedia di perpustakaan.
Selain
itu, dalam hal pelayanan masih terdapat perpustakaan yang menggunakan cara
manual. Proses
peminjaman, pengembalian, atau penelusuran koleksi masih dilakukan secara
manual dengan mencatat atau menelusurnya melalui katalog perpustakaan. Hal
tersebut tentunya membutuhkan waktu lama sehingga proses pelayanan memungkinkan
kurang efisien dan tidak maksimal. Permasalahan seperti itu dapat terselesaikan
apabila perpustakaan bersedia mengikuti tuntutan zaman yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi ini. Karena pada dasarnya keberadaan teknologi dalam
dunia perputakaan digunakan untuk otomasi dunia perpustakaan itu sendiri, dan
untuk membuat proses pelayanan yang ada menjadi lebih baik.
Pada
paruh kedua abad XX yang lalu terjadi perpkembangan yang sangat pesat di dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan IPTEK ini ditandai dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi (Information
and Comunication Technology/ICT), terutama pada tahun 90-an. Perkembangan
ini sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia tak terkecuali di dunia
perpustakaan. Kemajuan ini membawa perubahan-perubahan pada layanan
perpustakaan sehingga kemajuan teknologi, khususnya teknologi harus diterima di perpustakaan.
Teknologi ini memang menjajikan kecepatan, yang merupakan salah satu faktor
yang saat ini sangat dituntut dalam pengelolaan informasi. Pogram otomasi
perpustakaan mulai menjadi tren perpkembangan perpustakaan di Indonesia.
Sehingga sistem pelayanan yang ada di perpustakaan tidak menjadi sistem manual
lagi.
B.
PEMBAHASAN
MELAKUKAN
OTOMASI PERPUSTAKAAN
Kehadiran
teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa lagi ditawar. Siap atau tidak
siap kita harus menerima kehadirannya. Ada beberapa hal yang menjadi sebab kita
melakukan otomasi di perpustakaan, yaitu sebagai berikut.
1.
Tuntutan
terhadap Jumlah dan Mutu Layanan Perpustakaan
Jika
dulu pemakai perpustakaan sudah puas dengan layanan baca di tempat dan
peminjaman buku perpustakaan saja maka saat ini layanan perpustakaan tidak
cukup hanya dua macam layanan seperti di atas. Pemakai perpustakaan sekarang
ini sudah menuntut jenis-jenis layanan lain, seperti layanan informasi tebaru (current awareness services), layanan
informasi terseleksi (selective
dissemination of information), layanan penelusuran secara online, layanan penelusuran dengan
CD-ROM. Kualitas layanan perpustakaan juga dituntut untuk lebih baik.
Perpustakaan harus bisa member jawaban yang lebih memuaskan, misalnya dengan
member alternative informasi/artikel atau menunjukkan di mana informasi/artikel
tersebut dapat diperoleh. Bahkan perpustakaan dituntut untuk dapat membantu
memperoleh artikel atau informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya sekalipun
harus mendapatkannya di perpustakaan lain baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
2.
Tuntutan
terhadap Penggunaan Koleksi secara Bersama (Resource
Sharing)
Seperti
kita ketahui tidak ada satu perpustakaan pun di dunia ini yang bisa memenuhi
koleksinya sendiri maka setiap perpustakaan akan saling membutuhkan koleksi
perpustakaan lain dalam rangka memberikan layanan yang memuaskan kepada
pemakainya. Oleh karena itu, penggunaan bersama koleksi perpustakaan sangat
membantu dalam memberikan pelayanan terutama bagi perpustakaa-perpustakaan
kecil yang koleksinya sangat lemah. Progam penggunaan koleksi secara bersama
ini dapat berjalan dengan baik apabila setiap perpustakaan dapat memberikan
informasi apa yang dimiliki oleh perpustakaannya masing-masing. Peran “union catalog” sangat besar dalam
menyukseskan program penggunaan koleksi secara bersama ini.
3.
Kebutuhan
untuk Mengefektifkan Sumber Daya Manusia
Sudah
cukup lama pemerintah menerapkan kebijaksanaan “zero growth” untuk pegawai negeri. Hasil dari kebijakan pemerintah
ini adalah semakin berkurangnya tenaga kerja di perpustakaan. Untuk mempertahankan
mutu pelayanan perpustakaan di mana SDM semakin berkurang maka kita dapat
mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk melayani peminjaman
bahan pustaka yang tadinya diperlukan lima sampai enam orang, dapat digantikan
dengan satu unit computer yang dioperasikan oleh satu orang saja. Dengan
definisi tenaga seperti ini maka perpustakaan dapat memikirkan dan
mengalokasikan tenaga untuk menyelenggarakan layanan-layanan lain yang dapat
diberikan kepada pemakai.
4.
Tuntutan
terhadap Efisiensi Waktu
Dahulu
pemakai mungkin sudah puas dengan layanan penulusuran artikel apabila
atikel-artikel dapat ditemukan sekalipun layanan tersebut memakan waktu cukup
lama. Sekarang pemakai mungkin menuntut layanan tersebut hamper instan. Saat
ini pertanyaan diajukan, saat itu pula jawaban diharapkan bisa diterima.
Layanan yang demikian ini bisa dipenuhi hanya dengan bantuan teknologi komputer.
Pemakai dapat mengirimkan permintaannya melalui elektrinik mail (e-mail) yang pada saat itu pula dapat
diterima oleh perpustakaan. Kemudian petugas perpustakaan melakukan akses ke
pangkalan data/informasi yang ada di komputer. Jawaban (hanya dalam beberapa
saat) kemudian dikirim kembali kepada si penanya dengan menggunakan e-mail yang dalam waktu relatif singkat
dapat diterima oleh si penanya.
5.
Kebutuhan
akan Ketepatan Layanan Informasi
Selain
kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga membutuhkan ketepatan
informasi yang didapatkannya dari perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang
informasi secara spesifik harus bisa dijawab secara spesifik pula. Dengan
bantuan teknologi koputer pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan cepat
dan tepat.
6.
Keragaman
Informasi yang Dikelola
Informasi
yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal
ilmiah saja. Informasi-informasi lain seperti audio visual, multimedia, bahan
mikro, media optik dan sebagainya saat ini juga dikoleksi oleh perpustakaan.
Banyak koleksi perpustakaan yang harus dibaca dengan menggunakan teknologi
komputer. Oleh karena itu, untuk mengelola informasi yang sangat beragam
tersebut diperlukan bantuan alat terutama teknologi komputer.
PIRANTI
OTOMASI PERPUSTAKAAN
Dalam
sebuah sistem perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling
mendukung dan terkait satu sama lainnya. Unsur-unsur atau syarat tersebut
sebagai berikut.
1.
Pengguna
(users)
Pengguna
merupakan unsur utama dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan. Dalam
pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui
konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang melalui pustakawan, staf yang
nantinya sebagai operator atau teknisi, serta para anggota perpustakaan. Apa
misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka? Seberapa melek
komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka? Apakah penelitian dibutuhkan? Itu
adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem
otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila
memenuhi kebutuhan pengguna, baik staf maupun anggota perpustakaan. Tujuan dari
sistem otomasi perpustakaan adalah untuk memberikan mafaat kepada pengguna.
Konsultasi
dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu
hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai
kebutuhan dan perpsepsi tantang apa yang bisa dilakukan oleh suatu sistem
komputer. Kebutuhan pengguna dapat dirinci supaya tidak terlalu banyak atau
terlalu sedikit sehingga tidak menimbulkan persepsi yang keliru.
Pustakawan
yang bersangkutan harus dilibatkan, mulai dai tahap perencanaan dan pelaksanaan
sistem. Masukan dari masing-masing pustakawan harus dikumpulkan untuk menjamin
kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator,
teknisi, dan administrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai
bidang yang akan dioperasikan.
2.
Perangkat
Keras (Hardware)
Sebuah
mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara tepat dan
tepat serta diperlukan program untuk menjalankannya. Fungsi perangkat keras
untuk mengumpulkan data dan mengobservasinya ke dalam suatu bentu yang dapat
diproses oleh computer. Perangkat keras otomasi perpustakaan, antara lain
komputer, scanner, digital camera, dan CD Writer.
3.
Perangkat
lunak (Software)
Perangkat
lunak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi
yang memberitahu perangkat keras untuk melakukan suatu tugas sesuai dengan
perintah. Tanpa perangkat lunak, perangkat keras tidak ada gunanya. Tujuan dari
sistem komputer adalah untuk mengonversi data menjadi informasi. Data dapat
digambarkan sebagai bahan baku, apakah dalam bentuk kertas, elektronik atau
bentuk lain, yang diproses oleh Komputer. Dengan kata lain, data terdiri dari
data atau angka sebagai bahan baku yang diproses menjadi informasi. Perangkat
lunak juga sering diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan
komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai baik multi-tasking maupun multi-user.
Perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan seperti CDS/ISIS dari UNESCO yang
dapat diperoleh secara gratis melaluui internet.
4.
Network/Jaringan
Jaringan
komputer telah menjadi bagian dari otomasi perpustakaan karena perkembangan
yang terjadi di dalam teknologi informasi serta adanya kebutuhan akan
pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi. Komponen perangkat keras
jaringan antara lain komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card (LAN Card
terminal kabel Hub), jaringan telepon atau radio, dan modem.
Hal
yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah sebagai
berikut:
a.
Jumlah komputer serta lingkup dari
jaringan (LAN, MAN, WAN)
b.
Lokasi dari hardware: komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
c.
Protokol komunikasi yang digunakan
d.
Menentukan staf yang bertanggungjawab
dalam pembangunan jaringan
5.
Data
Data
merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur
simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.
Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, mau simbol khusus
seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits,
bytes, fields, records, files dan database.
Bits
merupakan kombinasi dari 0 dan 1 yang merupakan pembentuk data yang paling
dasar. Bytes adalah kumpulan dari
kombonasi bit-bit, biasanya terdiri 8 bit
yang menjadi unit terkecil storage
dan mempunyai alamat, seringkali menjadi bagian dari word. Field adalah
kumpulan dari byte-byte (karakter)
yang membentuk suatu arti, missal field:
no urut, nama orang, alamat,
pendidikan, usia dan sebagainya. Record
adalah kumpulan field membentuk
sebuah informasi atau tabel, misal record
tentang pegawai. File adalah kumpulan
record-record yang sejenis, missal file
tentang pegawai di berbagai departemen di sebuah instansi. Database adalah kumpulan berbagai file yang saling berhubungan membentuk jaringan informasi.
Sistem
informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi,
dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data
yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu
ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data
file storage) ke dalam model sistem informasi. Dengan begitu, kegiatan
pengolahan tersedia, baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan
disimpan sebelumnya.
6.
Manual/Panduan
Operasional
Biasa
disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan,
menjalankan suatu perngakat keras atau perangkat lunak. Manual adalah kunci
bagi kelancaran suatu sistem otomasi perpustakaan.
SOFTWARE OTOMASI PERPUSTAKAAN
Untuk
melaukan otomasi perpustakaan sesungguhnya banyak pilihan. Beberapa
perpustakaan ada yang membuat sendiri software
untuk otomasinya, namun beberapa perpustakaan lain memilih menggunakan software buatan vendor komersial.
Beberapa “program jadi” banyak ditawarkan oleh vendor baik dalam negeri
(seperti NCI-Bookman, Spektra, Adenis, dan SIPISIS) maupun luar negeri (seperti
Dynix, Adenis, Libertas, Cardbox) sedangkan program Bibliographic Information System yang dapat diperoleh gratis,
antara lain CDS/ISIS baik yang berbasis DOS maupun yang berbasis Windows. Dari
program ini dapat pula dikembangkan modul-modul sistem informasi sesuai dengan
kebutuhan perpustakaan setempat. Program berbasiskan CDS/ISIS yang telah
dikembangkan antara lain:
1.
LAMP (Library Automation and Management
Program)
2.
Integrated library-information system
3.
SANJAY
4.
SLS (Smart Library System)
5.
ISX/CIRC
6.
ISLS (ISIS-based Set of Lending
Services)
7.
PRESTO
8.
DOCUMENTUM
9.
SIPISIS (for DOS dan for Windows)
Salah
satu perangkat lunak yang dikembangkan dai CDS/ISIS di dalam negeri adalah
SIPISIS. SIPISIS adalah perangkat lunak atau pogram yang dirancang khusus untuk
membantu perpustakaan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan bahan pustaka
serta pelayanan kepada pengguna berbasis komputer. Program ini dapat membantu perpustakaan
melakukan berbagai kegiatan secara terpadu. Semua menu dan pesan sudah dalam
bahasa Indonesia sehingga mudah digunakan.
Contoh
peminjaman bahan pustaka dengan menggunakan SIPISIS versi Windows adalah
sebagai berikut:
Pemakai
membawa dan menyerahkan buku yang sudah diberi kode bar dan kartu anggota yang
juga sudah diberi kode bar
Pustakawan
men”scan” kode bar pada kartu anggota
kemudian men “scan” kode bar pada
buku
Secara
otomatis komputer akan mencatat pinjaman pemakai
Untuk
transaksi pengembalian, pustakawan tinggal meng”klik” gambar yang ada tulisan
kembali, perpanjang
Scan
barcode kartu anggota maka data pinjaman akan tampil di layar
Klik
tombol kembali jika pinjaman buku akan dikembalikan atau tombol perpanjang jika
pinjaman buku tersebut akan diperpanjang. Jika peminjam terlambat mengembalikan
pinjaman bukunya, dan jika perpustakaan mengenakan denda terhadap pinjaman yang
terlambat dikembalikan maka komputer akan member tahu operator bahwa peminjam
yang bersangkutan dikenai denda (termasuk besar denda yang harus dibayar)
Pemakai
juga dapat melakukan pemesanan buku yang akan dipinjam tersebut sedang dipinjam
orang lain
Jika
buku yang dikembalikan (atau yang akan diperpanjang) dipesan pemakai lain maka komputer
akan memberitahu operator bahwa buku tersebut sudah dipesan dan jangan
diperpanjang atau dipinjamkan ke pemakai lain
Komputer
dapat melakukanpenghitungan statistik secara otomatis dari transaksi yang telah
dilakukan. Statistik peminjaman yang dihitung dapat berupa statistik harian,
bulanan, dan tahunan. Dengan demikian pustakawan akan terbantu dalam pembuatan
statistik peminjaman. Hasil penghitungan tersebut dapat lebih cepat dan akurat
dibandingkan apabila dihitung dengan cara manual.
C.
PENUTUP
Penyebaran
informasi identik dengan pelayanan. Pelayanan perpustakaan merupakan ujung
tombak sebuah perpustakaan. Pelayanan yang ramah dan menyenangkan merupakan
salah satu kunci terpenting di samping kelengkapan koleksi yang dapat menjadi
daya tarik kunjungan ke perpustakaan. Di bagian pelayanan inilah sebuah sistem
yang dijalankan di perpustakaan dapat dinilai baik atau tidaknya. Sistem
perpustakaan yang baik haruslah memenuhi persyaratan: mudah melakukan temu
balik informasi, yang ditandai dengan ada-tidaknya alat penelusuran seperti
katalog. Selain itu, adanya rambu-rambu perpustakaan yang dapat memudahkan
pengguna dan petugas, serta petugas yang komunikatif dan memiliki ketertarikan
yang tinggi terhadap ilmu dan pengetahuan.
Jadi,
perpustakaan yang memenuhi tuntutan zaman adalah perpustakaan yang saat ini
berusaha untuk meningkatkan sistem pelayanan menjadi lebih baik, salah satunya
yaitu dengan melakukan otomasi perpustakaan menggunakan teknologi informasi.
Perpustakaan yang serba otomatis akan lebih mudah dan cepat dalam pelayanan dan
sistem temu kembali informasi. Jadi, Kehadiran teknologi akan membantu proses
pengelolaan perpustakaan yang lebih efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Saleh,
Abdul Rahman, dan Rita Komalasari. 2010.
Manajemen Komunikasi. Jakarta:
Universitas Terbuka
Supriyanti,
Wahyu, dan Ahmad Muhsin. 2008. Teknologi
Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius
Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan.
Jakarta: Bumi Aksara
Komentar
Posting Komentar