Berliterasi Mulai dari Diri Sendiri
Saya ini bukan seorang pecandu baca, tapi saya tidak
bisa kalau tidak membaca.
Semua jelas sepakat, bahwa membaca itu sangat penting.
Membaca itu mempunyai segudang manfaat. Selain untuk menambah informasi dan
pengetahuan, membaca juga menjadi salah satu rekreasi, relaksasi, dan dapat
menguatkan daya ingat. Akan tetapi tidak semua orang minat dengan membaca. Dikiranya
membaca adalah kegiatan yang pasif, padahal membaca adalah proses yang
berlangsung melalui penalaran dan pemahaman. Bahkan, seseorang agar bisa
menulis, ia harus bisa membaca terlebih dahulu.
Dalam dunia pendidikan, membaca adalah salah satu
fondasi utama agar seseorang dapat meraih prestasi. Bahkan membaca menjadi
salah satu tombak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas. Apa jadinya jika minat membaca di negara ini masih rendah
dan tertinggal dari negara-negara tetangga?
Saya tidak akan berbicara hal-hal yang njlimet (lihat rumit). Saya hanya
menuliskan beberapa hal yang sudah saya lakukan dalam membimbing
diri saya sendiri agar tetap berjiwa literasi.
Pinjam
Buku di Perpustakaan
Dari zaman saya sekolah sampai kuliah, sampai sekarang
sudah bekerja, saya itu tipe orang yang jarang membeli buku. Saya lebih suka
meminjam buku di perpustakaan. Gratis. Dan lebih hemat. Bisa membaca buku apa
saja yang kita sukai tanpa harus memikirkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
Jadilah saya seseorang yang suka pinjam buku di perpustakaan.
Salah satu ruang baca perpustakaan tempat saya bekerja
Sebagai seseorang yang bekerja di perpustakaan, saya
ini tidak bisa jauh dari buku. Jadi mau tidak mau, kadang saya sendiri membaca buku
yang baru dikembalikan oleh pemustaka. Kadang juga saya niat cari buku untuk
dipinjam dan dibawa pulang. Iya pinjam saja, dan nggak tau kapan bacanya. Tapi
jangan salah, saya ini punya adik yang masih SMP (sebentar lagi SMA). Kadang
saya belum sempat membaca, eh sudah keduluan adik yang baca bukunya. Bahkan dia
minta dipinjamkan buku lain juga. Jadi, saya pinjam buku bukan hanya untuk diri
saya, tapi juga untuk orang lain yang tertarik membaca.
Membaca
Buku yang Difilmkan
Saya ini tinggal di kota kecil. Tidak ada bioskop
keren sekelas Cinema 21 atau XXI yang selalu menayangkan film terbaru. Makanya
soal film saya selalu ketinggalan cerita. Ketika saya tau film itu diadopsi
dari buku, saya langsung cari bukunya. Daripada keburu penasaran mending saya
baca bukunya dulu.
Novel 'Dilan' Karya Pidi Baiq yang diadopsi Film 'Dilan'
Dan nyatanya membaca itu tidak kalah asyik dengan
menonton film. Kita bisa menikmati cara pengarang menuliskan narasi dan
deskripsi cerita. Contohnya film yang baru kemarin hits di kalangan anak muda, film Dilan. Dari pertama triller film itu keluar, langsung booming kan. Sayangnya saya tidak bisa
nonton ke bioskop. Akhirnya saya mendapat pinjaman buku Dilan dari teman. Meskipun
hanya melalui membaca, saya bisa ikut senyam senyum sama gombalan ala Dilan,
bahkan tertawa lepas. Contoh lain buku yang difilmkan yang sudah saya baca,
yaitu Sunshine Becomes You karya Ilana Tan, Supernova karya Dee, bahkan buku
The Hobbit yang sudah saya tonton filmnya, saya tetap baca versi bukunya. Ini
karena efek penasaran dengan gaya penulisan si pengarang, J.R.R. Tolkien.
Sekarang
Zamannya E-Book
Meskipun e-book
mulai menggeser dunia percetakan, nyatanya e-book
memudahkan saya untuk terus membaca, ketika buku versi cetak yang saya cari susah
ditemukan. Baik susah ditemukan karena itu buku dari pengarang luar Indonesia,
maupun susah karena saya malas beli. Hehe.
Saat itu saya penasaran dengan buku berjudul ‘Demian’
karya Hermann Hesse. Buku itu pernah terbit di Indonesia, hanya saja pemasarannya
kurang luas. Hingga pergilah saya ke perpustakaan daerah untuk mencari buku
itu. Setelah puter-puter rak kelas 800 tidak saya temukan, saya kemudian tanya
ke petugas perpustakaan untuk menelusur keberadaan buku tersebut. Buku itu ada.
Saya pun kembali ke rak 800. Tapi saya tetap tidak menemukan. Saya kembali lagi
ke petugas untuk mencari tau status buku itu. Ternyata buku yang hanya ada satu
eksemplar itu statusnya sedang dipinjam. Dipinjam selama bertahun-tahun dan
sampai tahun 2016 kemarin belum dikembalikan.
Masih belum putus asa, saya pun searching di internet tentang keberadaan buku itu. Hingga akhirnya
saya disuguhkan dengan e-book novel
Demian. Meskipun e-book yang saya temukan adalah versi bahasa inggris.
Tapi saya cukup bahagia bisa membaca novel Demian.
Bergabung
dengan Komunitas Membaca Online
Sebagai seseorang yang masuk dalam kategori generasi
millenials, saya memanfaatkan gadget tidak sekadar untuk bermain social media. Saya memanfaatkan gadget salah
satunya untuk bergabung dengan komunitas membaca online. Saya bergabung bukan
tanpa sebab, tapi tertular teman yang dulu suka baca, suka beli buku, dan
sekarang menjadi penulis.
Jadi bergabunglah saya ke GoodReads dan Wattpad. Di
sana kita bisa berinteraksi dengan teman-teman yang tertarik dengan dunia
membaca dan menulis. Kita bisa berinteraksi dan berdiskusi dengan mereka mengenai
rekomendasi buku yang bagus, review buku, bahkan kita bisa mengetahui buku apa
saja yang sudah, sedang atau ingin dibaca oleh orang lain. Sementara Wattpad
sendiri membantu kita menemukan bacaan bagus. Meskipun kebanyakan penulis di
Wattpad adalah penulis pemula. Karya mereka tidak kalah bagus dengan penulis
terkenal. Bahkan beberapa dari mereka berhasil lolos penerbitan versi cetak. Barangkali
bermula dari membaca, nantinya saya termotivasi untuk belajar menulis seperti
teman-teman yang lain.
Membaca
sambil Nge-Blog
Membaca tidak menjadikan saya kuper dan kurang eksis.
Blogging adalah salah satu kegiatan yang membuat saya sedikit eksis. Karena
blog menjadi salah satu media agar kita eksis melalui tulisan. Ada kalanya saya
sangat ingin merekomendasikan buku tertentu kepada orang lain. Saya pun menulis
review buku yang sudah saya baca untuk kemudian di-post di blog (lihat blog saya yang lain). Melalui
tulisan itu saya harap bisa membantu orang lain yang membutuhkan informasi
tentang buku tertentu.
Berkaitan
dengan kegiatan literasi, perpustakaan menjadi salah unit yang berperan dalam
mencerdaskan kebidupan bangsa. Tak terkecuali Dinas Arpusda Wonosobo. Selamat
telah memasuki ulang tahun yang ke-28 untuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo.
Semoga menjadi perpustakaan yang lebih baik, dapat memberikan layanan prima, dapat
mengadakan program-program perpustakaan yang unik, dan dapat menyediakan bahan
bacaan yang berkualitas sehingga dapat membentuk Masyarakat Wonosobo yang
Seneng Maca.
Postingan
artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #WonosoboSenengMaca
Komentar
Posting Komentar